Sabtu, 24 November 2012

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAN MANTRA


Mantra
Mantra diambil dari kata sansekerta yaitu "mantra" atau "manir" yang merujuk pada kata-kata dalam kitab suci umat Hindu, Veda. Dalam masyarakat Melayu, mantra atau juga dikenal sebagai jampi, serapah, atau seru adalah sejenis pengucapan yang terdengar seperti puisi yang mengandung unsur sihir dan ditujukan untuk mempengaruhi atau mengontrol sesuatu hal untuk memenuhi kenginan penuturnya. Antara lain, mantra merupakan ayat yang dibaca untuk melakukan sihir, yaitu melakukan sesuatu secara kebatinan, seperti menundukkan musuh, melemahkan musuh, atau memikat wanita.

Selain itu mantra dianggap memiliki kekuatan gaib yang luar-biasa yang memungkinkan pembacanya mengontrol seseorang atau alam.

Adapun ciri-ciri mantra adalah Mantera yang berbentuk puisi, isi dan konsepnya mencerminkan kepercayaan masyarakat waktu itu, dibuat untuk satu tujuan tertentu.

Biasanya, Mantra bersifat sihir simpati, yaitu sesuatu sifat disebut atau dikaitkan dengan sesuatu / seseorang agar pembaca mantra tersebut dapat memiliki sifat yang sama. Misalnya bacaan mantra, ".... Aku bukan tepuk bantal, tetapi tepuk hatimu ....." dan yang lain-lain.

ciri-ciri mantra pada umumnya adalah:
  • Mantra terdiri dari beberapa rangkaian kata berirama.
  • Isinya berhubungan dengan kekuasaan gaib
  • Mantra diamalkan dengan memiliki tujuan tertentu.
  • Mantra diwarisi dari perguruan atau melalui cara gaib seperti menurun / keturunan atau mimpi.
Biasanya membutuhkan pengamalnya yakin keras, dan jika pengamalnya merasa kurang keyakinan, Mantra akan menjadi tawar / tidak bereaksi dan tidak efektif.
Macam-macam mantra urang banjar:
Jenis mantra ini khusus digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

Mantra Sambur Sampuli :

Mismillahirrohmanirrohim
Baringgang baringganggung
Ambil arakit
Allmundhi mantuk kapucuknya
Jangan angkau mahaurinya
Jangan angkau masuk kapusatnya
Jangan angkau masuk kaurinya
Kalau angkau tak kaluar
Maka manjadi sogara hijau
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Sawan :

Bismillahirrohmanirrohim
Tarbang burung
Mulang mansawan
Hinggap kayu mali-mali
Aku tahu asal angkau
Mulang mansawan
Asal uri lawan tambuni
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulillah

Mantra Tajani :

Bismillahirrohmanirrohim
Hantu manjual kupit
Aku manjual kapat
Hantu maayukit
Aku manawar
Barakat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Palungsur Baranak (melahirkan)

Bismillahirrohmanirrohim
Nun kalamun walayar turun
Hilang aritannya balungsur inya turun
Barakat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismillahirrohmanirrohim
Bungkalang bungkaling
Tampurung bulu-bulu
Takalang tapaling
Kaluar tadahulu
Barakat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Jenis mantra ini digunakan bila sedang berhadapan dengan musuh sehingga siempunya mantra tak terkalahkan dan musuh dapat ditaklukan.

Mantra Saidina Ali :

Bismillahirrohmanirrohim
Kain kindusin
Banang baginda ali
Tujuh lapis babat pinggang
Lapisakan kabadanku
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Saidina Abubakar :

Bismillahirrohmanirrohim
Allahumuna soli ala sandi Abubakar
Pucuk api naraka jahanam
Dipasang yo subur
Barkat Lailahalallah Muhammadurrasulullah

Mantrta Taguh (kebal) :

Bismillahirrohmanirrohim
Naga ulit
Naga umbang
Kandal di kulit
Sampai ka tulang
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismillahirrahmanirrahim
Kajadian ular dari air mani
Ular terjadinya dari sperma
Datu Adam, darudut a basar nabi Adam, meskipun makhluk melata
semua sama kuasa, jadi tidak akan memberikan binasa
Barakat Lailahailallah Muhammadurasulullah

Bismillahirrahmanirrahim
Aku tahu asalnya wanyi asalnya pinyangat
karak nasi dari karak nasi
Barakat Lailahailallah Muhammadurasulullah

Mantra pakasih adalah mantra cinta kasih. Bila mantra ini dilepas maka sasarannya akan terpikat dan jatuh ke dalam kekuatan birahi pada siempunya mantra.

Mantra Kata Burung Nuri :

Bismillahirrohmanirrohim
Kata burung dandarasih
Kata burung dandaraku
Saratus irang kasih
Saribu urang suka
Barkat Lailahailallah Muhammadarrasulullah

Bismillahirrohmanirrohim
Kama si kama mati
Nuri katanya burung
Nur haq katanya Allah
Ah, tunduklah, kasihlah,
Sayanglah ( sebut namanya) lawan diaku
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Pamikat :

Bismilahirrohmanirtrohim
Tutian mandurisa
Buka padang mandurasi
Tartutup hati mirah
Tarbuka hati putih
Rubuh rabah badan si anu .......
Runduk kasih malihat padanku
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismilahirrohmanirtrohim
Tikamku tikam Allah
Kutikam wan sirrillah
Apabila (sebut namanya) kutikam
Maka tunduk cinta kasih lawan diaku
Barkat Lailahailallah Muhammadarrasulllah

Bismilahirrohmanirtrohim
Pur sinupur
Aku bapupur di bulan tarang
Bismillah aku bapupur
Rupaku nangkaya bulan tarang
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismilahirrohmanirtrohim
Minyakku minyak nyiur
Kuandak di hati tangan
Rupaku nangkaya bintang timur
Barang siapa mandangku karindangan
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismilahirrohmanirrohim
Tara taru bayu kukang
Kusambat ngaran ikam (sebut namanya)
Barikit lawan diaku
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismillahirrahmanirrahim
Asamku asam sir Allah Asamku asam milik Allah
Titik ka bumi manjadi asam Titik ke bumi menjadi asam
Bismillah aku mamakai kata asam Dengan nama Allah aku memakai kata asam
Kacarlah hamba Allah Kepinginlah hamba Allah
Barakat La ilahailallah Muhammadurasulullah

Bismillahirrahmanirrahim
Tikna, tikku Tikna, tikku (perulangan bunyi kata
“hatinya”, “hatiku” )
Hatinya, hatiku Hatinya, hatiku
Yaitu katanya kukang Yaitu katanya kukang
Sali inya kawa pisah, Kecuali inya bisa pisah,
Kukang laki bini kukang suami istri
Maka inya kada kawa bapisah kacuali inya dapat bapisah
Lawan diaku dengan diriku
Yaitu katanya tuan … Yaitu katanya tuan …
(sebut nama pria yang dikehendaki )
Sali tuan kawa bapisah Keculai tuan dapat berpisah
Lawan budaknya dengan budaknya
Maka inya kawa bapisah maka inya
Lawan diaku dengan diriku
Makbul ucapanku kabul ucapanku
Barakat La ilahailallah Muhammadurasulullah

Mantra Kata Adam :

Bismillahirrohmanirrohim
Hai Adam nurhayati
Angkau yang perkasa
Gunung tinggi dapat malingkang
Laut luas dapat mahayaw
Angkau kupinjam dangan sakarang
Ambilkan ruh nila .......
Kapadaku
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismillahirrohmanirrohim
kun tapa jadi
kurading kuriding
tajak dihiga dinding
buka akan hati mangiau hati kariau
puuuhh lamah hati tarus menginat lawan diaku
berkat laillahaillallah Muhammadurasullullah

Bismillahirrohmanirrohim
aduhai burung
burung si kandarasih
tarabang hinggap di bumbung
asa lawas kahada mangiau kekasih
puuuhhh lamah lintuhutnya kasih lakas basambung
berkat laillahaillallah Muhammadurasullullah

Jenis mantra sebagai perisai diri agar orang tidak bisa akan membinasakan dirinya atau orang tidak akan berkehendak menaklukan dirinya.

Mantra Gaip :

Bismillahirrohmanirrohim
Patimah mitah
Aku mangatahui
Aku tidak salah
Hat sampurnaakan nama Allah
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Kulias Tasambunyi :

Bismillahirrohmanirrohim
Simbulijn nabi unuk
Mun bujurlah aku
Mangatahuani
Hat nag disampurnaakan
Oleh Tuhan Allah
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Mantra Dinding :

Bismillhirrohmanirrohim
Kun suli ala kata Allah
Dinding nabi Muhammad Rasulullah
Barkah doa Ilallah
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah
Jenis mantra yang dilepas melalui kekuatan jarak jauh. Sasaran adalah orang yang dikehendaki agar jatuh kedalam pengaruh siempunya mantra. Mantra ini banyak sekali macam dan kegunaannya sesuai dengan apa yang dimaksud oleh siempunya mantra.

Mantra Tundik :

Bismillahirrohmanirrohim
Kayu mula muli
Kayu muda mudadi
Kata buku bkata budi
Ak aku tahu kata air akbar
Barkat Lailahailallah Muhammaddurrasulullah
Mantra Jodoh :
Tip tulah kadudukan nang bagantung
Saksi Angkau Allah
Suruh ibu suruh bapa
Ah aku tahu namamu ....
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

Bismillahirrahmanirrahim
Sir Allah Milik Allah
Sir Muhammad Milik Muhammad
Ikam (sebut nama perempuan yang Engkau (sebut nama perempuan yang
diidamkan) diidamkan)
Ku sir Allah Ku milik Allah
Aku bagamat Aku pelan-pelan
Barakat Lailahailallah Muhammadurasulullah

Mantra Kata Bangkai :

Bismillahirrohmanirrohim
Buku bungkam
Bangkai mati
Tiada bernyawa
Tiada berjiwa
Barkat Lailahailallah Muhammadurrasulullah

INGAT JANGAN MAIN-MAIN DENGAN MANTRA........................
 

dasar-dasar fiqih islam



DASAR-DASAR FIQIH ISLAM
A. Istihsan
Istihsan menurut bahasa berarti menganggap baik terhadap sesuatu. Menurut istilah ahli usul fiqih istihsan ialah meninggalkan qiyas jaly (jelas) untuk berpindah kepada qiyas kafi (samar-samar) atau dari hukum kully (umum) kepada hukum Juz’i atau Istisna’i (pengecualian) karena ada dalil yang membenarkan perpindahan itu.
Contoh Istihsan
1) Istihsan yang mengutamakan qiyas kafi dari pada qiyas jaly.
1. Qiyas : wanita yang haid diqiyaskan kepada orang junub. Illatnya sama yaitu tidak suci, sehingga orang yang haid haram membaca al-Qur’an.
2. Istihsan : Orang yang haid berbeda dengan orang yang junub, karena haid waktunya lama.
2) Berpindahnya hukum Kully kepada hukum Istisna’i.
Misal : Jual beli salam (Sistem pesanan).Menurut dalil Kully, syara’ melarang jual beli yang barangnya tidak ada pada waktu akad. Sedangkan berdasarkan istihsan diperbolehkan dengan alasan manusia berhajat kepada itu dan sudah menjadi adat mereka serta dianggap membawa kebaikan bagi manusia.
Kehujjahan Istihsan.
Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan istihsan.
1. Golongan syafi’iyyah menolak Istihsan, karena berhujjah dengan istihsan dianggap menetapkan suatu hukum tanpa dasar yang kuat hanya semata-mata didasarkan pada hawa nafsunya.
2. Golongan Hanafiyah dan Malikiyah memperbolehkan istihsan dengan pertimbangan istihsan merupakan usaha melakukan qiyas kafi dengan mengalahkan Qiyas Jaly atau mengutamakan dalil yang istisna’i dari pada yang kully.
B. Istishab
1. Pengertian Istihsan
Menurut ulama Ushul Fiqih, Istihab ialah menetapkan suatu hukum berdasarkan status hukum yang berlaku sebelumnya, selama tidak ada hukum yang merubahnya.

2. Contoh Istishab
- Seorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Dalam masalah ini, ia harus berpegang pada ketentuan humum asal, yaitu “belum berwudhu”.
- Seorang yang sudah berwudlu kemudian ragu-ragu apakah batal atau tidak maka hendaklah menetapkan hukum yang awal yaitu ada wudlu.
3. Kehujjahan Istishab
v Kaidah pertama
Asal sesuatu itu tetap sebagaimana adanya”
v Kaidah kedua
Asal hukum sesuatu adalah boleh.(mubah)”
v Kaidah Ketiga
“Apa yang tumbuh dengan yakin, tidak hilang karena adanya keragu-raguan”
C. Mashalihul Mursalah
1. Pengertian Mashalilhul Mursalah
Menurut bahasa berarti kemaslahatan yang terlepas. Menurut istilah ialah penetapan sebuah hukum berdasarkan pada kemaslahatan.
2. Contoh Mashalilhul Mursalah
Diantara contoh mashalihul mursalah tidak ada petunjuknya dari syara’ yang ditetapkan oleh para sahabat, tabi’in, dan para Mujtahid adalah membuat penjara, mencetak uang, mengumpulkan dan membukukan ayat-ayat Al-Qur’an. Ditetapkannya pajak penghasilan, serta surat nikah sebagai bukti sahnya perkawinan dan lain-lain.
3. Kehujjahan Mashalihul Mursalah.
Hukum Islam diciptakan adalah untuk menuju kemaslahatan manusia pada semua tempat dan waktu.
Jumhur ulama menolak mashalihul mursalah sebagai sumber hukum dengan alasan berikut ini :
1. Dengan nash-nash yang ada dan cara qiyas yang benar, syara’ senantiasa mampu merespons masalah yang muncul demi kemaslahatan manusia.
2. Bila menetapkan hukum hanya berdasarkan kemaslahatan berarti dapat membuka pintu keinginan hawa nafsu.
Sementara imam syafi’i membolehkan berpegang mashalihul mursalah dengan syarat harus sesuai dengan dalil kulli atau dalil juz’i dan syara’. Sedangkan Imam Malik membolehkan secara mutlak, dengan alasan sebagi berikut :
1. Bahwa setiap hukum selalu mengandung kemaslahatan bagi manusia. Rasul diutus juga untuk menjadi rahmat bagi setiap alam. Kemaslahatan manusia ,akan senantiasa dipengaruhi perkembangan tempat, zaman, dan lingkungan mereka sendiri. Apabila syari’at Islam terbatas pada hukum-hukum yang ada saja, akan membawa kesulitan manusia.
2. Para sahabat, tabi'in, dan para mujtahid banyak yang menetapkan hukum untuk mewujudkan kemaslahatan yang tidak ada petunjuk dari Syara'.
4. Syarat-syarat mashalul mursalah.
Adapun syarat-syarat mashalihul mursalah adalah sebagai berikut :
1. Mashalihul Mursalah hanya berlaku dalam masalah mu’amalah dan adat kebiasaan, bukan pada bidang ibadah.
2. Masalah harus jelas dan pasti tidak boleh berdasarkan prasangka.
3. Hukum yang ditetapkan berdasarkan maslahat itu tidak bertentangan dengan syariat yang ditentukan oleh nash dan ijma’.

D. Urf.
1. Pengertian urf.
Urf menurut bahasa berarti baik, sedangkan menurut istilah ialah sesuatu yang terjadi secara berulang-ulang, sesudah saling diketahui, dan dijalankan masyarakat. Baik perkataan perbuatan atau meninggalkannya.
2. Contoh Urf
a. UrfAmaly (perbuatan) misalnya tradisi jual beli yang dilakukan berdasarkan saling pengertian tanpa mengucapkan sighat (aqad) seperti yang berlaku di pasar-pasar swalayan.
b. Urf Qauly (ucapan) misalnya orang sudah saling mengerti terhadap kata "al walad" yang artinya mutlak anak laki-laki, bukan perempuan. Juga kata "al-lahmu" yang berarti daging, tidak termasuk ikan (as-samak).
3. Macam-macam urf.
a. Urf Shahih (benar) adalah kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash (al-Qur'an atau as-Sunnah) tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak membawa mudharat bagi mereka. Misalnya, tradisi dalam pertunangan dari pihak laki-laki memberikan hadiah berupa pakaian, perhiasan, uang, dan makanan kepada pihak wanita, padahal ini bukanlah mahar (mas kawin).
b. Urf Fasid (rusak) adalah kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang bertentangan dengan dalil syara'. Misalnya, kebiasaan yang berlaku di kalangan pedagang yaitu pinjam meminjam uang dengan sistem riba.
Berkaitan urf shahih dan fasid para ulama berpendapat.
1. Urf shahih, harus dilestarikan karena membawa kemaslahatan dan tidak bertentangan dengan syara' sesuai dengan kaidah.
2. Urf fasid, harus diberantas di masyarakat dan harus dihi langkan, karena bertentangan dengan dalil syara' dan membawa dampak yang negati ftidak membawa manfaat bagi masyarakat.
E. Syar’u Man Qablana
1. Pengertian Syar’u Man Qablana
syar 'u man qablana ialah syari 'at yang diturunkan Allah kepada umat sebelum kita, yaitu ajaran agama sebelum datangnya ajaran agama Islam, seperti ajaran agama Nabi Musa, Isa, Ibrahim, dan lain-lain.
2. Pembagian syar’u Man Qablana dan contohnya :
a. Ajaran agama yang telah dihapuskan oleh syariat kita (dimansukh)
Contoh : Pada syari’at nabi Musa As. Pakaian yang terkena najis tidak suci. Kecuali dipotong apa yang kena najis itu.
b. Ajaran yang ditetapkan oleh syariat kita.
Contoh : Perintah menjalankan puasa.
c. Ajaran yang tidak ditetapkan oleh Syari’at kita.
a) Yang diberitakan kepada kita baik melalui al-Qur'an atau as-Sunnah, tetapi tidak tegas diwajibkan kepada kita sebagaimana diwajibkan kepada umat sebelum kita.
b) Yang tidak disebut-sebut (diceritakan) oleh syari'at kita.
F. Syaddudz Dzari’ah
1. Pengertian Syaddudz Dzari’ah
Dzari'ah menurut bahasa adalah jalan atau perantara, syaddudz dzari'ah berarti menutup (menyumbat) jalan, menurut istilah adalah melarang sesuatu yang pada lahirnya mubah, tetapi sesuatu itu menjadi pendorong untuk melakukan perbuatan yang di larang oleh syara'.
2. Contoh Syaddudz Dzari’ah
a) Orang yang wajib mengeluarkan zakat, sebelum waktu haul (batas waktu wajib mengeluarkan zakat) datang, menghibahkan hartanya kepada anaknya, sehingga berkurang nishab harta itu. Dan ia terhindar dari kewajiban membayar zakat. Hal ini juga dilarang oleh syara'.
b) Melakukan permainan yang berbau judi walaupun tanpa uang tetap tidak boleh karena kalau sudah bisa bermain dikhawatirkan terjerumus kepada perjudian yang sebenarnya.

3. Kedudukan Syadduadz Dzari’ah
Imam Malik dan pengikutnya menetapkan syaddudz dzari'ah sebagai dasar hukum Islam dengan alasan bahwa sesuatu yang mubah hams dilarang jika memang benar-benar akan membuka jalan ke arah maksiat. Hal ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW :
"Barang siapa yang berputar-putar di sekitar larangan Allah ia akan jatuh di dalamnya" (HR. Bukhari Muslim).
Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i berpendapat bahwa hal yang mubah itu tidak boleh dilarang karena hukum asalnya adalah mubah.
G. Muzhab Shahabi
1. Pengertian Mazhab Shahabi
Adalah pendapat para sahabat tentang suatu kasus yang dimulai para ulama, baik berupa fatwa maupun ketetapan hukum setelah rasulullah saw wafat.
2. Contoh Mazhab Shahabi
- Seperti kasus pembangian warisan, nenek mendapat bagian 1/6.
- Pendapat Utsman bin Affan tentang hilangnya shalat jum’at apabila bertepatan dengan dua hari raya yaitu Idul Adha dan Idul Fitri.
- Pendapat Ibnu Abbas tetang tidak diterimanya kesaksian anak kecil.
3. Kedudukan Mazhab Shahabi Sebagai Sumber Hukum
Menurut pendapat para sahabat dibagi 3 yaitu :
a. Mazhab Shahabi yang berdasarkan sunah rasul wajib ditaati.
b. Mazhab Shahabi yang berdasarkan ijtihad dan sudah mereka sepakati (ijma’ Shahabi) dapat dijadikan hujjah dan wajib ditaati.
c. Mazhab Shahabi yang tidak mereka sepakati tidak bisa dijadikan hujjah dan tidak wajib ditaati.
DASAR-DASAR FIQIH ISLAM
A. Istihsan
Istihsan menurut bahasa berarti menganggap baik terhadap sesuatu. Menurut istilah ahli usul fiqih istihsan ialah meninggalkan qiyas jaly (jelas) untuk berpindah kepada qiyas kafi (samar-samar) atau dari hukum kully (umum) kepada hukum Juz’i atau Istisna’i (pengecualian) karena ada dalil yang membenarkan perpindahan itu.
Contoh Istihsan
1) Istihsan yang mengutamakan qiyas kafi dari pada qiyas jaly.
1. Qiyas : wanita yang haid diqiyaskan kepada orang junub. Illatnya sama yaitu tidak suci, sehingga orang yang haid haram membaca al-Qur’an.
2. Istihsan : Orang yang haid berbeda dengan orang yang junub, karena haid waktunya lama.
2) Berpindahnya hukum Kully kepada hukum Istisna’i.
Misal : Jual beli salam (Sistem pesanan).Menurut dalil Kully, syara’ melarang jual beli yang barangnya tidak ada pada waktu akad. Sedangkan berdasarkan istihsan diperbolehkan dengan alasan manusia berhajat kepada itu dan sudah menjadi adat mereka serta dianggap membawa kebaikan bagi manusia.
Kehujjahan Istihsan.
Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan istihsan.
1. Golongan syafi’iyyah menolak Istihsan, karena berhujjah dengan istihsan dianggap menetapkan suatu hukum tanpa dasar yang kuat hanya semata-mata didasarkan pada hawa nafsunya.
2. Golongan Hanafiyah dan Malikiyah memperbolehkan istihsan dengan pertimbangan istihsan merupakan usaha melakukan qiyas kafi dengan mengalahkan Qiyas Jaly atau mengutamakan dalil yang istisna’i dari pada yang kully.
B. Istishab
1. Pengertian Istihsan
Menurut ulama Ushul Fiqih, Istihab ialah menetapkan suatu hukum berdasarkan status hukum yang berlaku sebelumnya, selama tidak ada hukum yang merubahnya.

2. Contoh Istishab
- Seorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Dalam masalah ini, ia harus berpegang pada ketentuan humum asal, yaitu “belum berwudhu”.
- Seorang yang sudah berwudlu kemudian ragu-ragu apakah batal atau tidak maka hendaklah menetapkan hukum yang awal yaitu ada wudlu.
3. Kehujjahan Istishab
v Kaidah pertama
Asal sesuatu itu tetap sebagaimana adanya”
v Kaidah kedua
Asal hukum sesuatu adalah boleh.(mubah)”
v Kaidah Ketiga
“Apa yang tumbuh dengan yakin, tidak hilang karena adanya keragu-raguan”
C. Mashalihul Mursalah
1. Pengertian Mashalilhul Mursalah
Menurut bahasa berarti kemaslahatan yang terlepas. Menurut istilah ialah penetapan sebuah hukum berdasarkan pada kemaslahatan.
2. Contoh Mashalilhul Mursalah
Diantara contoh mashalihul mursalah tidak ada petunjuknya dari syara’ yang ditetapkan oleh para sahabat, tabi’in, dan para Mujtahid adalah membuat penjara, mencetak uang, mengumpulkan dan membukukan ayat-ayat Al-Qur’an. Ditetapkannya pajak penghasilan, serta surat nikah sebagai bukti sahnya perkawinan dan lain-lain.
3. Kehujjahan Mashalihul Mursalah.
Hukum Islam diciptakan adalah untuk menuju kemaslahatan manusia pada semua tempat dan waktu.
Jumhur ulama menolak mashalihul mursalah sebagai sumber hukum dengan alasan berikut ini :
1. Dengan nash-nash yang ada dan cara qiyas yang benar, syara’ senantiasa mampu merespons masalah yang muncul demi kemaslahatan manusia.
2. Bila menetapkan hukum hanya berdasarkan kemaslahatan berarti dapat membuka pintu keinginan hawa nafsu.
Sementara imam syafi’i membolehkan berpegang mashalihul mursalah dengan syarat harus sesuai dengan dalil kulli atau dalil juz’i dan syara’. Sedangkan Imam Malik membolehkan secara mutlak, dengan alasan sebagi berikut :
1. Bahwa setiap hukum selalu mengandung kemaslahatan bagi manusia. Rasul diutus juga untuk menjadi rahmat bagi setiap alam. Kemaslahatan manusia ,akan senantiasa dipengaruhi perkembangan tempat, zaman, dan lingkungan mereka sendiri. Apabila syari’at Islam terbatas pada hukum-hukum yang ada saja, akan membawa kesulitan manusia.
2. Para sahabat, tabi'in, dan para mujtahid banyak yang menetapkan hukum untuk mewujudkan kemaslahatan yang tidak ada petunjuk dari Syara'.
4. Syarat-syarat mashalul mursalah.
Adapun syarat-syarat mashalihul mursalah adalah sebagai berikut :
1. Mashalihul Mursalah hanya berlaku dalam masalah mu’amalah dan adat kebiasaan, bukan pada bidang ibadah.
2. Masalah harus jelas dan pasti tidak boleh berdasarkan prasangka.
3. Hukum yang ditetapkan berdasarkan maslahat itu tidak bertentangan dengan syariat yang ditentukan oleh nash dan ijma’.

D. Urf.
1. Pengertian urf.
Urf menurut bahasa berarti baik, sedangkan menurut istilah ialah sesuatu yang terjadi secara berulang-ulang, sesudah saling diketahui, dan dijalankan masyarakat. Baik perkataan perbuatan atau meninggalkannya.
2. Contoh Urf
a. UrfAmaly (perbuatan) misalnya tradisi jual beli yang dilakukan berdasarkan saling pengertian tanpa mengucapkan sighat (aqad) seperti yang berlaku di pasar-pasar swalayan.
b. Urf Qauly (ucapan) misalnya orang sudah saling mengerti terhadap kata "al walad" yang artinya mutlak anak laki-laki, bukan perempuan. Juga kata "al-lahmu" yang berarti daging, tidak termasuk ikan (as-samak).
3. Macam-macam urf.
a. Urf Shahih (benar) adalah kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash (al-Qur'an atau as-Sunnah) tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak membawa mudharat bagi mereka. Misalnya, tradisi dalam pertunangan dari pihak laki-laki memberikan hadiah berupa pakaian, perhiasan, uang, dan makanan kepada pihak wanita, padahal ini bukanlah mahar (mas kawin).
b. Urf Fasid (rusak) adalah kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang bertentangan dengan dalil syara'. Misalnya, kebiasaan yang berlaku di kalangan pedagang yaitu pinjam meminjam uang dengan sistem riba.
Berkaitan urf shahih dan fasid para ulama berpendapat.
1. Urf shahih, harus dilestarikan karena membawa kemaslahatan dan tidak bertentangan dengan syara' sesuai dengan kaidah.
2. Urf fasid, harus diberantas di masyarakat dan harus dihi langkan, karena bertentangan dengan dalil syara' dan membawa dampak yang negati ftidak membawa manfaat bagi masyarakat.
E. Syar’u Man Qablana
1. Pengertian Syar’u Man Qablana
syar 'u man qablana ialah syari 'at yang diturunkan Allah kepada umat sebelum kita, yaitu ajaran agama sebelum datangnya ajaran agama Islam, seperti ajaran agama Nabi Musa, Isa, Ibrahim, dan lain-lain.
2. Pembagian syar’u Man Qablana dan contohnya :
a. Ajaran agama yang telah dihapuskan oleh syariat kita (dimansukh)
Contoh : Pada syari’at nabi Musa As. Pakaian yang terkena najis tidak suci. Kecuali dipotong apa yang kena najis itu.
b. Ajaran yang ditetapkan oleh syariat kita.
Contoh : Perintah menjalankan puasa.
c. Ajaran yang tidak ditetapkan oleh Syari’at kita.
a) Yang diberitakan kepada kita baik melalui al-Qur'an atau as-Sunnah, tetapi tidak tegas diwajibkan kepada kita sebagaimana diwajibkan kepada umat sebelum kita.
b) Yang tidak disebut-sebut (diceritakan) oleh syari'at kita.
F. Syaddudz Dzari’ah
1. Pengertian Syaddudz Dzari’ah
Dzari'ah menurut bahasa adalah jalan atau perantara, syaddudz dzari'ah berarti menutup (menyumbat) jalan, menurut istilah adalah melarang sesuatu yang pada lahirnya mubah, tetapi sesuatu itu menjadi pendorong untuk melakukan perbuatan yang di larang oleh syara'.
2. Contoh Syaddudz Dzari’ah
a) Orang yang wajib mengeluarkan zakat, sebelum waktu haul (batas waktu wajib mengeluarkan zakat) datang, menghibahkan hartanya kepada anaknya, sehingga berkurang nishab harta itu. Dan ia terhindar dari kewajiban membayar zakat. Hal ini juga dilarang oleh syara'.
b) Melakukan permainan yang berbau judi walaupun tanpa uang tetap tidak boleh karena kalau sudah bisa bermain dikhawatirkan terjerumus kepada perjudian yang sebenarnya.

3. Kedudukan Syadduadz Dzari’ah
Imam Malik dan pengikutnya menetapkan syaddudz dzari'ah sebagai dasar hukum Islam dengan alasan bahwa sesuatu yang mubah hams dilarang jika memang benar-benar akan membuka jalan ke arah maksiat. Hal ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW :
"Barang siapa yang berputar-putar di sekitar larangan Allah ia akan jatuh di dalamnya" (HR. Bukhari Muslim).
Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i berpendapat bahwa hal yang mubah itu tidak boleh dilarang karena hukum asalnya adalah mubah.
G. Muzhab Shahabi
1. Pengertian Mazhab Shahabi
Adalah pendapat para sahabat tentang suatu kasus yang dimulai para ulama, baik berupa fatwa maupun ketetapan hukum setelah rasulullah saw wafat.
2. Contoh Mazhab Shahabi
- Seperti kasus pembangian warisan, nenek mendapat bagian 1/6.
- Pendapat Utsman bin Affan tentang hilangnya shalat jum’at apabila bertepatan dengan dua hari raya yaitu Idul Adha dan Idul Fitri.
- Pendapat Ibnu Abbas tetang tidak diterimanya kesaksian anak kecil.
3. Kedudukan Mazhab Shahabi Sebagai Sumber Hukum
Menurut pendapat para sahabat dibagi 3 yaitu :
a. Mazhab Shahabi yang berdasarkan sunah rasul wajib ditaati.
b. Mazhab Shahabi yang berdasarkan ijtihad dan sudah mereka sepakati (ijma’ Shahabi) dapat dijadikan hujjah dan wajib ditaati.
c. Mazhab Shahabi yang tidak mereka sepakati tidak bisa dijadikan hujjah dan tidak wajib ditaati.

H. Dalalatul Iqtiran
1. Pengertian Dalalatul Iqtiran
Dalalatul Iqtiran Secara bahasa berarti dalil yang bersama-sama (berbarengan), secara istilah adalah dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu itu sama hukumnya dengan sesuatu yang disebut bersama-sama.
2. Contoh Dalatul Iqtiran
Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 196
“Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah”(Al Baqorah 196)
3. kedudukan Dalalatul Iqtiran sebagai sumber hukum.
Para ulama berbeda pendapat mengenai dalalatul iqtiran sebagai sumber hukum.
a. Jumlah ulama berpendapat bahwa dalalatul iqtiran tidak dapat dijadikan hujjah dengan alasan
“Sesungguhnya bersama-sama dalam suatu himpunan tidak mesti bersamaan dalam hukum”
b. Sebagai ulama yang lain dari golongan Hanafiyah, Malikiyyah, dan Syafi’iyah mengatakan bahwa Dalalatul Iqtiran dapat dijadikan hujjah dengan alasan :
“Sesungguhnya ‘athaf itu menghendaki musyarakat”